Selasa, 12 April 2011

SENANDUNG DIBAWAH RINTIK HUJAN


Malam ini aku belajar, tentang sebuah arti memahami. Tentang sebuah profesionalitas dalam menjalin sebuah hubungan. Tentang memahami sebuah arti kualitas waktu. Ya, memang aku terlihat disiplin dan amat sangat menghargai waktu, tapi ku melupakan akan kualitas waktu itu yang tiap hari berlalu selama 24 jam, tidak kurang dan tak lebih. Aku sadar kalau kadang caraku perhatian denganmu ternyata tidak kamu sukai. Aku kurang “peka” dalam memahami dirimu. Ku hanya mementingkan ego ku sendiri tanpa melihat bagaimana dirimu memahaminya. Aku terlalu menggeneralisir setiap orang seperti diriku. Padahal itu hanyalah sebuah kemustahilan. Setiap orang dilahirkan unik, memiliki ke khas-an sendiri yang membedakan antara satu dengan yang lain.

Tak semua orang mau terbuka dengan kita,ada yang ekstrovet ada yang introvet.ada yang supel ada pula yang pemalu. Ada yang suka bahasa verbal ada juga yang cuma pake bahasa non verbal dan semua itu bisa kita rasakan jika kita bisa MEMAHAMI. Ya sekali lagi MEMAHAMI. Sebuah kata yang memiliki ribuan makna yang sangat rumit dan butuh proses yang panjang. Tapi itulah indahnya cinta, indahnya kasih sayang yang kan selalu kita tebarkan di setiap masa. Sepertinya benar kata mario teguh “selalu memberi kasih sayang seakan-akan kita tak pernah disakiti”.

Dan malam ini aku tahu, aku semakin memahami dirimu. Dan aku percaya bahwa dirimu sangat bertanggung jawab. Bahkan dirimu sebenarnya sangat dewasa, walau kadang kamu tak menyadari hal itu. Kadang kamu emang terlihat childish tapi itu wajar kok. Aku cuma bisa ngingetin tanpa ada sebuah pikiran sekecil apapun itu tuk mengguruimu. Tuk menjadikan dirimu “terlihat” salah. Sama sekali tidak. Hal itu ku lakuin semata-mata agar kamu bisa menjadi lebih baik. Dan ku kan selalu berusaha membimbingmu,tuk menjadi Imam-mu dan menjadi penerang dalam sisi gelapmu. Sekali lagi ku ucapkan terima kasih. Malam ini kamu telah memberikan banyak pelajaran berharga untuk diriku. Ku hanya bisa berdoa semoga kamu selalu dalam lindungan NYA dan diberi yang terbaik.

Senin, 07 Februari 2011

jangan marah ketika ada orang jutek padamu



Jangan pernah marah pada orang yang jutek dengan kita. Entah itu karena keberadaan kita yang (sedikit) merepotkannya ataukah karena dia memang sudah dari lahir ditakdirkan jutek.

Jutek berarti dia marah-marah, bersikap tidak sopan, maupun memiliki raut wajah yang sama sekali -engga banget-. Biasanya mereka berlaku demikian untuk mengurangi rasa ketidakpercayaan diri atau untuk menutupi kelemahannya. Jika kita cermati, banyak sekali orang jutek yang memiliki wajah yang sangat pas-pas an bahkan jauh dibawah standar..(:-D). Banyak dari kita berceletuk "ah, udah wajahnya jelek jutek lagi".apa kata dunia. Ya, that's the point. Orang jutek biasanya memiliki pembawaan yang cenderung angkuh dan tidak fun dalam hidupnya. Setiap hari dia selalu saja memasang muka jutek yang secara tidak sadar dia meningkatkan konstraksi otot yang puluhan kali lipat dibanding jika tersenyum. Sehingga akibatnya adalah wajah mereka cenderung lebih cepat "berumur" dan suram.

Lain halnya jika kita tersenyum, otot yang digunakan cenderung lebih sedikit dan akan membuat kita awet muda. Sehingga sangat jarang orang yang suka senyum terlihat tua ataupun jelek. Selalu ada rasa senang ketika kita melihat wajah tersebut. Bayangkan aja kalo kita pergi ke bank, lalu teller ataupun customer service yang melayani kita bermuka jutek. Tentu kita akan sesegera mungkin pergi dari bank dan malas untuk pergi ke bank. Dan kenyataannya sebaliknya kan?

Mengutip sedikit dari surat Abasa, dimana Rasul ditegur oleh Allah SWT karena bermuka masam saat datang seorang buta padanya. Hal ini jika kita telaah lebih lanjut, berarti sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk selalu bermuka senyum dan menyenangkan pada orang lain. Jangan pernah bermuka yang tidak mengenakkan pada orang lain bahkan memalingkan pandangan kita.

Jadi, jika kita mendapati orang yang bermuka jutek, BERSYUKURLAH. Karena dia mengajari kita untuk lebih bersabar dan membalasnya dengan senyuman. Maka akan runtuhlah segala kejutekan yang ada pada dirinya. Berterima kasih-lah padanya karena dengan dia bermuka jutek, kita bisa lebih belajar lagi untuk dapat menghargai orang lain dan belajar untuk selalu tersenyum. Memang terlihat berat, tapi hal itu akan menjadi mudah jika kita mau mencobanya dan mau berfikir. Selamat mencoba.


Minggu, 06 Februari 2011

sang pencerah

"fisiknya memang tak sempurna, tapi semangatnya memperjuangkan agama melebihi semangat orang yang sempurna"

Itulah yang tergambar dari sesosok lelaki kurus yang sering dipanggil mas Yucham. Seseorang yang kurang sempurna secara fisik (polio-red) namun memiliki semangat yang sangat besar dalam syiar islam. beliau selalu mengajari mengaji anak didiknya semenjak saya sd (15 tahun silam) sampai sekarang. dia tak pernah kenal lelah. setiap sore hari,ia selalu berjalan menuju balai muslimin dimana ia mengajari ngaji.tak kenal lelah, panas hujan pun tak dihiraukan lagi demi anak didiknya agar senantiasa belajar mengaji. 2 kilometer ditempuh untuk menuju tempat itu, walaupun dengan kaki yang terpincang-pincang, namun ia tetap menikmati pekerjaan mulia itu.

ya, tak banyak dari kita yang mau untuk mengajar ngaji,bahkan hanya untuk mengajari ngaji anak kita sendiri. kita lebih prefer untuk menyekolahkan ngaji anak kita di TPA terdekat dengan alasan efektif maupun kepraktisan yang lain.

namun, dimata seorang Yucham semua itu menjadi sebuah kebutuhan. kebutuhan akan membagi ilmu dalam hal tadjwid, hafalan al qur'an maupun membaca secara fasih pada anak didiknya.